Profile

Obral Murah Homestay Ubud Bali Demi Bisa Bertahan

Obral murah homestay miliknya mau tidak mau mesti dilakukan demi bisa bertahan. Turis asing maupun domestik sudah hampir tidak ada lagi. Bali, juga Ubud, tak berdaya, merana oleh pandemi covid 19. Hari-hari terasa kian berat bagi I Ketut Pastika, pengusaha Homestay Wina Ubud Bed and Breakfast.

Setelah 15 tahun bekerja sebagai kru kapal pesiar, I Ketut Pastika memutuskan beralih mengembangkan homestay Ubud di rumahnya. Wina Ubud Bed and Breakfast mulai beroperasi 2016 dengan dua kamar saja. Bisnis yang awalnya bergerak pelan, tapi mulai berkembang menjadi sangat menjanjikan.

Homestay Strategis di Pusat Ubud

Lama bekerja sebagai kru kapal pesiar yang mengarungi pesisir Amerika dan Lautan Pasific, I Ketut Pastika sudah memperoleh tempaan etos kerja keras dan prinsip-prinsip hospitality yang baik. Meski begitu, menjalankan usaha penginapan pada awalnya tidak mudah. Perlu 6 bulan untuk melatih adaptasi.

Beruntung Homestay Wina ubud berada di lokasi yang sangat strategis, dekat dengan pusat Ubud. Sangat cocok bagi para wisatawan yang ingin mengeksplorasi eksotisme Ubud, Bali hanya dengan berjalan kaki. Homestay Wina Ubud Bed and Breakfast mulai ramai tamu. Hanya dua kamar jadi sering full booked bahkan untuk bulan-bulan berikutnya.

Penginapan Sederhana Disukai Tamu

Menyadari perkembangan usaha homestaynya kepercayaan diri I Ketut Pastika makin kuat. Belajar dari salah satu kerabat, ia menggunakan online platform seperti booking.com, airbnb, dan expedia.co.id untuk memasarkan kamarnya. Benar saja, okupansi usaha penginapannya melebihi ekspektasi.

Untuk membuat nyaman, I ketut Pastika selalu meluangkan waktu untuk ngobrol dan berbincang santai dengan para tamu. Pengetahuannya soal pariwisata Bali dan pernik-pernik budaya menjadi topik perbincangan yang asyik dan menarik buat tamu-tamunya. Penginapan Wina Ubud memang sederhana tapi disukai para tamu.

“Saya ingin para tamu yang menginap di sini, pulang dari Bali bawa sesuatu, paling tidak pengetahuan mereka tentang budaya Bali bisa mereka bawa”, tuturnya.

Pinjam Modal untuk Bangun Homestay

Dua kamar tak cukup menampung permintaan tinggi tamu yang ingin tinggal di Homestay Wina Ubud Bed and Breakfast. Belum cukup dana untuk membangun kamar tambahan.

Untungnya ada Lembaga Perkreditan Bali (LPD) yang bersedia memberikan pinjaman dengan bunga menarik. LPD adalah lembaga keuangan yang dimiliki desa adat di Bali yang berperan sangat penting bagi masyarakat.

“Selaku prajuru saya bisa meminjam dana ke LPD dengan bunga 0,8 persen saja. Saya langsung pinjam untuk bangun satu bangunan lagi dengan 4 kamar”, ujarnya bersemangat. Sebagai prajuru atau pengurus di desa, ia bisa mendapat bunga pinjaman yang lebih rendah.

Melihat prospek yang cerah di usaha penginapan dan sampingannya, I Ketut Pastika yakin tak sulit untuk membayar cicilan beserta bunganya ke LPD.

Benar saja, 2017 ia mulai membangun kamar secara bertahap dan langsung memasarkannya melalui online platform dan cepat terjual. Bisnisnya tampak kian cerah. Tak hanya menjual kamar tapi ia mulai memasarkan beragam paket tour dan penyewaan kendaraan bagi wisatawan yang datang.

“Pendapatan saya di usaha pariwisata ini saat itu sangat baik. Memang bukan uang dollar seperti yang saya dapatkan saat bekerja di kapal pesiar. Tapi ini lebih kontinyu dan terus berkembang.”

Ia selesai membangun seluruh kamar tambahan 2019. Pesanan kamar sudah langsung penuh hingga akhir tahun. Tidak salah ia berhenti kerja di kapal pesiar dan beralih menggeluti usaha penginapan di kampung halamannya sendiri.

Obral Murah Homestay Pilihan Sulit

Pandemi covid 19 datang Maret 2020. Marak pembatasan mobilitas orang benar-benar menjungkirbalikkan usaha penginapan di Bali. Homestay Wina Ubud juga sangat terpukul. Banyak pesanan kamar yang sudah jauh hari dibatalkan karena memang tak mungkin datang ke Bali waktu itu.

Wisatawan dari berbagai negara yang sudah memesan kamar dengan berat hati membatalkan kedatangan. Homestay yang mestinya terisi penuh mendadak kosong. Bukan hanya homestay, tapi seluruh wilayah Bali serta-merta sunyi tanpa kunjungan wisata.

Permintaan rendah ketersediaan melimpah, prinsip ekonomi pun berlaku, semua penginapan obral harga murah. Piliha sulit ini mau tak mau mesti dilakukan, karena hutang masih belum lunas dan kebutuhan harian terus ada.

Baca juga:

Bisnis Pariwisata Bali Dihempas Pandemi Dijepit Hutang

Sampai Kapan Harus Obral Murah Homestay

Pilihan mengobral murah homestay sejatinya untuk menjaga property penginapannya tetap terawat. Biaya maintenance dan listrik tidak murah. Jika tidak dirawat asset yang ia bangun dengan modal hutang dari LPD itu akan rusak. Tapi sampai kapan mesti mengobral murah homestaynya?

Kebutuhan rumah tangga tak hanya merawat property penginapannya, tapi juga biaya sekolah anak yang baru saja masuk perguruan tinggi. Kebutuhan harian yang tentu tak bisa ditunda. Biaya upacara keagamaan yang mesti tetap berjalan.

“Sebenarnya saya sangat mendukung peraturan pemerintah untuk mencegah penularan covid 19 ini, tapi sampai kapan pembatasan mobiltas orang ini? Usaha kami nyaris mati, kebutuhan terus berjalan,” keluh bapak dua anak ini.

Ia sadar, kesulitan tak hanya dia yang mengalami, tapi hampir semua pelaku bisnis pariwisata merasakan hal yang sama.

Menyambut Gagasan Work from Bali

Bali yang sangat tergantung pariwisata harus menemukan cara untuk bangkit. Gagasan work from Bali (WFB) yang digadang-gadang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandia Uno sedikit memunculkan harapan.

“Saya sangat setuju dengan ide work from Bali. Yang biasa bekerja online dari rumah, bisa sementara pindah dulu kerja dari Bali. Kami sediakan tempat menginapnya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.” undangnya.

Tidak ada orang Bali yang mau sakit, atau tertular virus covid 19. Semua orang ingin sehat dan aman. Dengan banyak pekerja online yang work from Bali, tak hanya menghidupkan kembali usaha penginapan di Bali, tapi juga dampak ikutan perekonomian yang lain akan terasa.

Tak ada yang tahu pasti kapan pandemi yang melanda dunia ini akan berakhir. Situasi sulit dialami sebagian besar manusia saat ini.

Namun I Ketut Pastika meyakini, jika kita tetap menjaga keseimbangan relasi dengan Tuhan, Manusia, dan Alam, akan tiba waktunya semua kembali pada keseimbangannya.

Danang

Digital Nomad dari Jakarta

One thought on “Obral Murah Homestay Ubud Bali Demi Bisa Bertahan

  • Pastika I Ketut

    Suksme Danang.
    Saya sangat senang dengan ide bikin KDB. Dengan ketulusan hati berkat anugrah tuhan yang maha esa. Perngorban danang,waktu dan pemikiran yg jernih bisa melakukan sesuatu untuk bali dan Indonesia. Tidak ada yadnya yang sia sia.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *