Kemewahan Work from Bali Bagi Saya Amat Tak Ternilai
Kemewahan work from Bali tak melulu soal materi. Ya, Bali menjadi top of mind destinasi wisata dunia memang bukan dari aspek ini.
“Relasi Manusia dengan Tuhan, dapat dilakukan lewat doa. Relasi manusia dengan manusia, melalui berbuat baik satu kepada yang lain. Relasi manusia dengan alam, dapat dilakukan dengan cara apa?”
“Ya, menghargai alam, hidup bersama dengan alam, RESPECT. Itulah yang membuat keindahaan alam Bali selalu dikagumi,”
Itulah kalimat yang disampaikan Pak Wayan, pemilik penginapan Hidden Padma Retreat di daerah Panestanan, Ubud. Saya menanyakan kepadanya kenapa Bali selalu menjadi tujuan favorit para pelancong baik domestik maupun mancanegara.
“Namun saat ini berbeda, Ubud sepi, ” lanjut Pak Wayan. Hal ini benar adanya karena saya satu-satunya pengunjung di tempat pak Wayan yang menginap 1 bulan. Sementara beberapa hari lalu ada sepasang tamu yang menginap hanya 2 malam.
Situasi Pandemi menyebabkan banyak pemilik penginapan, tempat makan dan jasa penyewaan mobil/motor di Ubud, Bali mengalami pukulan telak dari sisi pendapatan.
“Kalau tidak pandemi, di bulan-bulan ini tempat saya bisa terisi 70%-80% oleh pelancong,” jelas Pak Wayan.
Lalu saya sempat sampaikan kepada pak Wayan bahwa pemerintah Indonesia sedang mendorong masyarakat untuk “work from Bali”. Sebuah inisiatif untuk membangkitkan perekonomian Bali.
Hal inilah yang membuat saya memberanikan diri untuk mencobanya. Apalagi setelah saya mencari tahu bahwa sebagian besar penduduk Ubud sudah divaksin.
Saya sangat menikmati berkerja dari Ubud.
Kemewahan tak ternilai apa yang saya dapatkan saat work from Ubud, Bali?
Bekerja dari Ubud, Bali melimpahi saya dengan beragam kemewahan tak ternilai. Tentu saja jika dibandingkan dengan apa yang biasanya saya jalani di Jakarta yang padat, riuh, dan serba tergesa.
Mau tau apa saja aneka kemewahan itu?
Bangun pagi dan ada banyak waktu berolahraga
Aktivitas hiking di Campuhan Ridge Walk adalah salah satu kemewahan work from Bali. Atau jalan santai melihat pertemuan dua aliran sungai Tukad Pakerisan, yang mengalir dari sebelah kiri, bertemu dengan aliran Tukad Petanu yang ada di sisi kanan.
Campuhan berarti “Campuran” atau “Pertemuan”. Ketika berjalan menuju sungai, saya pun bisa melihat Pura Gunung Lebah.
Aneka Pilihan makanan dari jenis dan rentang harga
Memilih menu makan bisa tergantung selera dan isi dompet. Saya biasanya kalau sarapan di penginapan, cukup dengan sereal atau sehelai roti dengan selai kacang dan segelas teh atau kopi hangat.
Sesekali saya pernah sarapan di Warung Semesta yang menawarkan Bubur Daun Kelor seharga Rp10,000/porsi. Rasanya enak banget buat saya yang belum pernah menemukan bubur kelor di kota-kota yang pernah saya kunjungi sebelum pandemi.
Atau pilihan lain adalah Daily Baguette atau Monsieur Spoon keduanya menyajikan roti dengan resep Perancis yang bikin pagi hari penuh semangat.
Lalu untuk pilihan makan siang ada nasi jenggo seharga Rp5000.- atau nasi ayam bali seharga Rp10,000-15,000.-, Bakso seperti bakso Malang dengan harga Rp 15,000.-/porsi. Jika ingin makan berat, bisa ke beberapa resto yang menyajikan makanan sekitar Rp40,000-80,000.-/porsi. Seperti Ribs seharga 45,000-80,000.- per porsi; Nasi ikan goreng dan sup ikan Mak Beng Rp55,000.-/porsi; Nasi ayam kedewatan bu Mangku Rp25,000.-/porsi.
Untuk makan malam, saya memilih untuk memasak sendiri karena diperbolehkan menggunakan fasilitas dapur di penginapan Pak Wayan.
Belanja Kebutuhan Harian di Supermarket Bintang Ubud
Di sini menyajikan produk-produk yang jarang ditemui di supermarket Jakarta. Misalnya beragam jenis Roti untuk sarapan, beragam salad dressings, buah-buahan, dan banyak lagi.
Untuk penggemar makanan non-halal di sini banyak pilihan olahannya.
Selain Bintang ada Pepito Supermarket, tapi menurut saya Pepito lebih mahal dan ragamnya tidak sebanyak Bintang.
Tempat Ngopi Super Recomended
Sore hari kalau bosen kerja dari penginapan, langsung aja cari tempat ngopi yang super recommended seperti Seniman Coffee. Tempatnya tidak terlalu ramai dan kopinya dijamin bukan kopi kaleng-kaleng dan bisa lanjut kerja karena jaringan internetnya OK banget.
Kemewahan work from Bali adalah Bisa Berenang setiap sore hari
Berenang juga bisa jadi pilihan paling pas apalagi setelah sepanjang hari meeting online dengan kantor. Beruntung banget penginapan Pak Wayan ada kolam renangnya.
Jadi kalau dihitung-hitung, perkiraan pengeluaran sebulan seperti ini.
Jenis biaya | Biaya dalam Rupiah |
Penginapan 30 hari | 3,000,000 |
Makan pagi 30 hari @Rp15,000 | 450,000 |
Makan siang 30 hari @Rp40,000 | 1,200,000 |
Groceries | 500,000 |
Total | 5,150,000 |
Penginapan bisa lebih murah jika sharing dengan 1 teman lain. Dengan nilai ini jika kita bandingkan dengan pengeluaran di Jakarta, tentunya tidak jauh berbeda.
Namun di Bali, saya menemukan waktu yang begitu produktif untuk kerja, bisa hidup sehat dan dekat dengan alam. Meeting online sambil lihat langit biru atau pemandangan sawah hijau membentang.
Serta inilah bentuk solidaritas yang bisa saya lakukan untuk para pemilik usaha kecil menengah di sektor pariwisata di Ubud, Bali yang saat ini mati suri.
Jika kamu ingin membangun relasi dengan alam dan sekaligus melakukan aksi solidaritas, pilihan “Kerja dari Bali” sudah sangat tepat.